Organisasi Hamas, atau Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah (Gerakan Perlawanan Islam), adalah sebuah kelompok politik dan militer yang muncul di Palestina dengan tujuan utama memerangi pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina merdeka. Untuk memahami perjalanan dan sejarah terbentuknya Hamas, kita perlu melihat ke belakang sejarah konflik Israel-Palestina.
Latar Belakang Sejarah Konflik Israel-Palestina
Sebelum pembentukan Hamas, konflik antara penduduk Arab dan Israel telah terjadi selama bertahun-tahun. Setelah Perang Dunia II, ketegangan semakin meningkat dengan pembentukan negara Israel pada tahun 1948. Banyak orang Palestina mengalami pengusiran dari tanah mereka sejak itu serta menyebabkan perasaan ketidakpuasan dan perlawanan.
Pendudukan Israel atas wilayah Palestina dimulai pada akhir Perang Arab-Israel tahun 1948. Perang ini juga dikenal sebagai Perang Kemerdekaan Israel, Perang Arab-Israel pertama, atau Nakba (bencana dalam bahasa Arab). Pada tanggal 14 Mei 1948, David Ben-Gurion, pemimpin Gerakan Zionis dan tokoh utama dalam pembentukan negara Israel, menyatakan berdirinya Negara Israel di wilayah Palestina.
Sebelum pendirian negara Israel, wilayah Palestina termasuk dalam wilayah Mandat Palestina yang dikelola oleh Britania Raya setelah berakhirnya Perang Dunia I. Pada saat pembentukan Israel, sejumlah negara Arab menyerbu wilayah tersebut, tetapi usaha mereka untuk mencegah pendirian negara Israel tidak berhasil.
Akibat perang ini, wilayah Palestina terbagi menjadi tiga bagian: wilayah Israel yang baru terbentuk, Jalur Gaza yang dikuasai oleh Mesir, dan Tepi Barat sungai Yordan yang dikuasai oleh Yordania. Status Tepi Barat dan Jalur Gaza berubah selama Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel merebut kendali penuh atas wilayah-wilayah tersebut.
Sejak saat itu, terjadi pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza, yang telah memunculkan konflik yang kompleks antara Israel dan masyarakat Palestina. Upaya-upaya perdamaian dan negosiasi terus berlanjut, tetapi situasinya tetap rumit dan sulit.
Pembentukan Hamas pada Awal 1980-an
Hamas secara resmi didirikan pada Desember 1987 selama Intifada Pertama atau Pemberontakan Batu. Kelompok ini muncul sebagai respon dari ketidakpuasan terhadap Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin Yasser Arafat, yang dianggap oleh sebagian orang Palestina kurang efektif dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Filosofi dan Prinsip Hamas
Hamas memiliki basis ideologis yang kuat dengan dasar Islamisme dan nasionalisme Palestina. Mereka menolak pengakuan terhadap Israel dan mengadvokasi pendirian negara Palestina merdeka di wilayah yang diakui oleh komunitas internasional sebagai wilayah pendudukan Israel.
Aktivitas dan Perjuangan Bersenjata
Hamas dikenal karena berbagai serangan dan operasi militer melawan Israel, termasuk serangan bom bunuh diri dan serangan roket. Mereka mendapatkan dukungan dari sebagian besar warga Palestina yang merasa frustrasi dengan kegagalan upaya perdamaian dan negosiasi dengan Israel.
Peran Sosial dan Politik
Selain kegiatan militer, Hamas juga berperan dalam sektor sosial dan politik Palestina. Mereka menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial kepada masyarakat Palestina, memperkuat dukungan mereka di tingkat lokal.
Meskipun Hamas menjadi aktor utama dalam politik Palestina, kelompok ini tetap menjadi sumber konflik dan kontroversi dalam upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina. Sejarah perjuangan mereka mencerminkan kompleksitas dan ketegangan dalam konflik yang masih berlangsung hingga hari ini.
Pemimpin Hamas Saat Ini
Per Januari 2022, pemimpin Hamas adalah Ismail Haniyeh. Ia menjabat sebagai Kepala Biro Politik Hamas sejak Mei 2017. Sebelumnya, Haniyeh menjabat sebagai Perdana Menteri Palestina dari Maret 2006 hingga Juni 2014.
Lokasi Hamas
Hamas memiliki basis di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Jalur Gaza merupakan wilayah di pesisir barat Palestina yang berbatasan dengan Israel dan Mesir. Sementara itu, Tepi Barat adalah wilayah di sebelah barat sungai Yordan yang juga menjadi bagian dari wilayah Palestina. Hamas mengendalikan pemerintahan di Jalur Gaza sejak tahun 2007 setelah mengusir kekuatan Fatah yang mendukung Otoritas Palestina.